texs ketik

Se_

m.taufiq

salam

Assalaamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh Selamat Datang Di Blog kami Semoga Allah SWT memberikan berkahnya untuk kita semua Aamiin

Sabtu, 11 Oktober 2014

Albani bukanlah Muhaddits.., lalu siapakah muhaddits itu?

“Menurut sebagian Imam hadits, orang yang disebut dengan Ahli Hadits (Muhaddits) adalah orang yang pernah menulis hadits, membaca, mendengar, dan menghafalkan, serta mengadakan rihlah (perjalanan) keberbagai tempat untuk, mampu merumuskan beberapa aturan pokok (hadits), dan meng- komentari cabang dari Kitab Musnad, Illat, Tarikh yang kurang lebih mencapai 1000 buah karangan. Jika demikian (syarat-syarat ini terpenuhi -pent) maka tidak diingkari bahwa dirinya adalah ahli hadits.
Sehingga yang layak menyandang gelar ini adalah ‘Para Muhaddits’ generasi awal seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Nasa’i, Imam Ibn Majah, Imam Daruquthni, Imam Al-Hakim Naisaburi, Imam Ibn Hibban dan lain-lain.
Muhaddits adalah orang yg mengumpulkan hadits dan menerima hadits dari para periwayat hadits, orang yg berjumpa langsung dg perawi hadits, bukan jumpa dg buku buku, BUKAN hanya menukil nukil dari sisa buku buku hadits yg ada masa kini, kita bisa lihat Imam Ahmad bin Hanbal yg hafal 1.000.000 hadits (1 juta hadits), berikut sanad dan hukum matannya, hingga digelari Huffadhudduniya (salah seorang yg paling banyak hafalan haditsnya di dunia), (rujuk Tadzkiratul Huffadh dan siyar a’lamunnubala) dan beliau tak sempat menulis semua hadits itu, beliau hanya sempat menulis sekitar 20.000 hadits saja, maka 980.000 hadits lainnya sirna ditelan zaman atau ada pada hapalan murid2nya.
Imam Bukhari hafal 600.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya dimasa mudanya, namun beliau hanya sempat menulis sekitar 7.000 hadits saja pada shahih Bukhari dan beberapa kitab hadits kecil lainnya, dan 593.000 hadits lainnya sirna ditelan zaman, demikian para Muhaddits2 besar lainnya, seperti Imam Nasai, Imam Tirmidziy, Imam Abu Dawud, Imam Muslim, Imam Ibn Majah, Imam Syafii, Imam Malik dan ratusan Muhaddits lainnya.
Hujjatul Islam, yaitu gelar bagi yg telah hafal 300.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya, bagaimana ia mau hafal 300.000 hadits, sedangkan masa kini jika semua buku hadits yg tercetak itu dikumpulkan maka hanya mencapai kurang dari 100.000 hadits.
AL Imam Nawawi itu adalah Hujjatul islam, demikian pula Imam Ghazali, Al Habib Abdullah bin Alwy Al-Haddad dan banyak Imam Imam Lainnya seperti Syeikh Ibnu Hajar Al ‘Asqolani.
Alhafidh, gelar bagi yang hafal 100.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya seperti Almusnid Al Habib Umar bin muhammad bin salim bin hafidh.
Almusnid, yaitu pakar hadits yg menyimpan banyak sanad hadits yg sampai ada sanadnya masa kini, yaitu dari dirinya, dari gurunya, dari gurunya, demikian hingga para Muhadditsin dan Rasul saw sanad hadits yg muttashil (bersambung hingga rasulullah saw), orang yg banyak menyimpan sanad seperti ini digelari Al Musnid.
Telah berkata para Muhadditsin, “Tiada ilmu tanpa sanad” maksudnya semua ilmu hadits, fiqih, tauhid, alqur’an, mestilah ada jalur gurunya kepada Rasulullah saw, atau kepada sahabat, atau kepada Tabiin, atau kepada para Imam Imam, maka jika ada seorang mengaku pakar hadits dan berfatwa namun ia tak punya sanad guru, maka fatwanya mardud (tertolak), dan ucapannya dhoif, dan tak bisa dijadikan dalil untuk diikuti, karena sanadnya Maqtu’.
Contoh sederhana hadist shohih dibawah ini yg telah sampai kepada kita baik dgn jalan SIMA’ (mendengarkan langsung), ‘ARDHU (membacakan hafalan hadist pd gurunya), IJAZAH ( idzin meriwayatkan hadist dgn ucapan atau tulisan), MUNAWALAH (menyalin kitab hadist), MUKATABAH (tulis menulis), I’LAM (memberitahuan), WASHIYAT (wasiat), WIJADAH (sekedar mendapatkannya)
Telah disabdakan oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, ketika ditanyakan oleh Abu Hurairah Ra : “Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling beruntung yang mendapatkan syafaatmu di hari kiamat?”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ
(صحيح البخاري)
Orang yang paling beruntung mendapat syafaatku dihari kiamat adalah yang mengucapkan Laa ilaaha illallah (Tiada Tuhan Selain Allah), ikhlas dari hatinya atau dari dirinya” (Shahih Bukhari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar