Kamis, 25 Juni 2015

akhlaq buruk


Sungguh sangatlah banyak keterangan dari al Qur’an dan as Sunnah yang  mencela bahkan mengancam para pelaku akhlak yang buruk. 
Diantaranya adalah : “Ya aiyuhalladzina aamanuu laa yaskhar qaumun min qaumin ‘asaa aiyukuunuu khairan minhum, walaa nisaa-un min  nisaa-in ‘asaa aiyakunna khairan minhunna.” Hai orang orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok olok  kaum yang lain, boleh jadi yang (diperolok olok) lebih baik dari yang dari mereka. Dan jangan pula perempuan perempuan (mengolok olok) perempuan yang lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok olok) lebih baik dari mereka. (Q.S al Hujuraat 11).
Allah berfirman : “Wailul likulli humazatil lumazah”. Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat dan pencela (Q.S al Humazah 1).
Dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah bersabda : “Laisal mu’minu bitha’aanin, walaa bila’aanin walaal faahisyil badzii’ (Bukanlah seorang mukmin orang yang banyak mencela, bukan pula yang banyak melaknat dan bukan pula yang berkata kata kotor. (H.R. Imam Ahmad dan Imam al Bukhari dalam Adabul Mufrad).
Cara membuang akhlak yang buruk.
Islam megutamakan akhlak mulia dan sangat mencela akhlak yang buruk. Ada beberapa kiat yang bisa dilakukan bagi seseorang yang  memiliki akhlak buruk dan berniat untuk membuangnya, diantaranya adalah : 
Pertama :  Meluruskan aqidah dan keimanan.
Seseorang yang baik dan lurus akidahnya maka tentu akan baik pula akhlaknya. Oleh karenanya,  cara pertama untuk membuang akhlak yang buruk adalah dengan meluruskan aqidah. Dan sungguh akhlak yang baik berkaitan langsung dengan  aqidah atau iman yang benar.
Rasulullah bersabda : “Man kaana yu’minu biillahi wal yaumil akhir falyaqul khairan au liyasmutu”  Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaklah dia berkata yang baik atau diam. (Mutafaq ‘alaihi). 
Hadits ini antara lain menjelaskan bahwa ada korelasi yang kuat antara  iman dan akhlak. Sungguh beriman kepada Allah dan hari Akhir adalah aqidah dan berkata yang baik adalah akhlak. 
     
Kedua : Banyak berdoa.
Sungguh kita tidak punya daya, tidak punya kemampuan untuk membuang akhlak buruk yang mungkin ada dalam diri kita kecuali dengan hidayah dan pertolongan Allah. Oleh karena itu mohonlah kepada Allah agar kita selamat dari semua akhlak tercela.
Rasulullah adalah seorang hamba yang sangat baik akhlaknya bahkan mendapat pujian dari Allah dalam firmanNya : “Wa innaka la’ala khuluqin ‘azhiim” Sesungguhnya engkau  (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur. (Q.S al Qalam 4). Sungguhpun  demikian beliau tetap berdoa agar senantiasa dianugerahi akhlak yang mulia. 
  
Diantara doa  Rasulullah adalah :
1.” Allahhumma jannibnii munkaraatil akhlaaq, wal ahwaa-i wal a’maali wal adzwaa-i.” Ya Allah, jauhkanlah aku dari berbagai kemunkaran akhlak, hawa nafsu, amal perbuatan dan segala macam penyakit. (H.R Imam al Hakim, shahih dengan syarat Imam Muslim, dishahihkan oleh Imam adz Dzahabi).
2. “Allahhumma ahsanta khalqii fa ahsin khuuluqii”. Ya Allah, sebagaimana Engkau telah menciptakanku dengan baik maka perbaiki pula akhlakku. (H.R Imam Ahmad dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Ketiga :  Mengganti dengan yang lebih baik.
Untukmeninggalkan kebiasaan buruk tentu tidaklah mudah karena seolah olah hatinya telah terbelenggu dengan keburukan. Salah satu cara untuk menghindarkan keburukannya adalah berusaha mencari pengganti yang lebih baik. Seorang yang biasa minum khamer misalnya dia bisa mengganti dengan minum jus atau makan permen.
Seseorang yang biasa  ghibah dia bisa mengganti dengan menyibukkan diri untuk belajar ilmu lalu memberi nasehat , menulis  kitab  atau menyusun makalah  atau kesibukan lain yang bermanfaat.
Keempat : Berjihad untuk meninggalkan kebiasaan buruk.
Salah satu upaya agar lepas dari akhlak yang buruk adalah dengan niat  dan keinginan yang sangat kuat untuk meninggalkannya lalu bertawakal kepada Allah. Berjihadlah atau bersungguh sungguhlah untuk meninggal yang buruk. Selalu ingat akan dampak buruk dari akhlak yang tercela . Perhatikan bagaimana akhlak yang buruk telah banyak menjatuhkan manusia kepada kehinaan dan kesengsaraan. 
Allahu a’lam. (076)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar