Kamis, 02 Juli 2015

KEBOHONGAN WAHABI MENCATUT KITAB I’ANATUT THOLIBIN, MUKTAMAR I NU & MUHAMADIYAH ATAS LARANGAN TAHLILAN

KEBOHONGAN WAHABI MENCATUT KITAB I’ANATUT THOLIBIN, MUKTAMAR I NU & MUHAMADIYAH ATAS LARANGAN TAHLILAN

Posted: Juni 13, 2013 in STOP MENUDUH BID'AH !!, TAFSIR & QOUL ULAMA, WAHABI - SALAFY HALALKAN SEGALA CARA
Tags:
SALAFY POTONG DALIL
Wahabi – Salafy terus saja mencoba mendatangkan dalil – dalil larangan khususnya tahlil, dimana dalil – dalil khusus tentang pelarangan tahlil tersebut tidak pernah ada, dan dibuat buat seolah – olah memang ada, ketidak sohihan dalil pelarangan ini dibuat sedemikian rupa dengan cara apapun termasuk berbohong, mencatut bahkan memotong – motong fatwa dimana pengertiannya sudah jauh dari pada referensi yang di ambilnya. Inikah yang di namakan pejuang tauhid??, inikah yang dinamakan golongan paling murni & suci??, golongan yang sangat sesuai dengan ajaran Qur’an dan sunnah Nabi??.

Celakanya banyak orang – orang awam yang ikut – ikutan hanya dengan belajar dan membaca di internet atau buku – buku terjemah saja langsung menelan mentah – mentah dan membebek (taklid buta) ikut mengcopy paste sambil berteriak – teriak bid’ah dan melarang yang sebenarnya tak ada larangan yang shohih dari Agama tentang tahlilan ini.
Dalam Beberapa Postingan Para Salafy menuduh warga NU "menganggap pentingnya tahlilan tersebut sejajar (bahkan melebihi) rukun Islam/Ahli Sunnah wal Jama’ah" (Na'udzubillah fitnah yang keji)
Dalam Beberapa Postingan Para Salafy menuduh warga NU yaitu “menganggap pentingnya tahlilan tersebut sejajar (bahkan melebihi) rukun Islam/Ahli Sunnah wal Jama’ah” (Na’udzubillah fitnah yang keji)
***
1. MUKTAMAR NU ke-1 di Surabaya tanggal 13 Rabiuts Tsani 1345 H/21 Oktober 1926
KEPUTUSAN MASALAH DINIYYAH NO: 18 / 13 RABI’UTS TSAANI 1345 H / 21 OKTOBER 1926 DI SURABAYA mengatakan bahwa Tahlilan adalah Bid`ah Mungkarot merujuk kepada Kitab I’anatut Thalibin Juz 2 hal. 165 -166
# Bantahan :

Perlu saya luruskan bahwa: Dalam muktamar NAHDLATUL ULAMA (NU) KEPUTUSAN MASALAH DINIYYAH NO: 18 / 13 RABI’UTS TSAANI 1345 H / 21 OKTOBER 1926 DI SURABAYA:
1.Tdk ada yg membahas soal tahlilan.
2. Yg di bahas dlm muktamar tsb ada ada 27 soal.
3. Salah satu soal pada soal ke 18 yg dibahas adalah masalah :”Keluarga Mayyit Menyediakan Makanan Kepada Penta’ziyah”
4. Pada soal yg ke 18 tsb dijelaskan yg di antaranya bahwa: “Bid’ah dholalah jika prosesi penghormatan kepada mayyit di rumah ahli warisnya itu bertujuan untuk “MERATAPI” atau memuji secara berlebihan.”
5. Harus difahami bawha antara “TAHLILAN” dengan “MERATAPI” itu sangat jauh sekali pengertiannya.
2. Kitab I’anatut Thalibin Juz 2 hal. 165 -166
1. Ya, apa yang dikerjakan orang, yaitu berkumpul di rumah keluarga mayit dan dihidangkannya makanan untuk itu, adalah termasuk Bid’ah Mungkar, yang bagi orang yang melarangnya akan diberi pahala.
2. Dan apa yang telah menjadi kebiasaan, ahli mayit membuat makanan untuk orang-orang yang diundang datang padanya, adalah Bid’ah yang dibenci.
3. Dan tidak diragukan lagi bahwa melarang orang-orang untuk melakukan Bid’ah Mungkarah itu (Haulan/Tahlilan : red) adalah menghidupkan Sunnah, mematikan Bid’ah, membuka banyak pintu kebaikan, dan menutup banyak pintu keburukan.
4. Dan dibenci bagi para tamu memakan makanan keluarga mayit, karena telah disyari’atkan tentang keburukannya, dan perkara itu adalah Bid’ah. Telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah dengan sanad yang Shahih, dari Jarir ibnu Abdullah, berkata : “Kami menganggap berkumpulnya manusia di rumah keluarga mayit dan dihidangkan makanan , adalah termasuk Niyahah”
5. Dan dibenci menyelenggarakan makanan pada hari pertama, ketiga, dan sesudah seminggu dst.
#Bantahan :
Kami sudah pernah membuat tulisan tentang bantahan kitab I’anatu Tholibin yang secara zhalim dan curang di potong & dirubah makna sebenarnya oleh Salafy – Wahabi, silahkan anda baca disini https://generasisalaf.wordpress.com/2013/01/26/kejahatan-kecurangan-wahabi-salafy-menukil-kitab-ianatuth-thalibinn
KH Hasyim Asy’ari berkata:
فَإِذَا عَرَفْتَ مَا ذُكِرَ تَعْلَمُ أَنَّ مَا قِيْلَ أَنَّهُ بِدْعَةٌ كَاتِّخَاذِ السَّبْحَةِ وَالتَّلَفُّظِ بِالنِّيَةِ وَالتَّهْلِيْلِ عِنْدَ التَّصَدُّقِ عَنِ الْمَيِّتِ مَعَ عَدَمِ الْمَانِعِ عَنْهُ وَزِيَارَةِ الْقُبُوْرِ وَنَحْوِ ذَلِكَ لَيْسَ بِبِدْعَةٍ وَإِنَّ مَا أُحْدِثَ مِنْ أَخْذِ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالْاَسْوَاقِ اللَّيْلِيَّةِ وَاللَّعْبِ بِالْكُوْرَةِ وَغَيْرِ ذَلِكَ مِنْ شَرِّ الْبِدَعِ رسالة أهل السنة والجماعة صـ 8
“Jika anda mengetahui apa yang telah disebutkan (tentang 5 macam Bid’ah), maka anda akan mengetahui tentang tuduhan “Ini adalah bid’ah”, seperti menggunakan tasbih, mengucapkan niat, tahlil ketika sedekah untuk mayit dengan menghindari hal-hal yang dilarang, ziarah kubur dan sebagainya, bukanlah bid’ah. Sedangkan memungut uang dari orang-orang di pasar malam dan permainan kerasukan adalah bid’ah yang paling buruk” (Risalah Ahlisunnah wal Jamaah hal. 8).
3. Muhammadiyah melarang Tahlilan??
Sebaiknya anda baca berita tokoh – tokoh Muhammadiyah berikut ini:
*Amin Rais Ajak Tingkatkan Tahlilan Bersama
Amin Rais Tahlilan
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA–Penasehat PP Muhammadiyah Prof HM. Amien Rais mengatakan bahwa saat ini umat manusia menghadapi lima krisis yaitu krisis kependudukan, krisis pangan, krisis energi, krisis ekologi/lingkungan. Untuk mengatasi hal itu Amien mengajak kaum Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk meningkatkan tahlilan bersama-sama..
”Kalau tidak mau tahlilan keluar dari Muhammadiyah dan Aisyiah,”tegas Amien saat menyampaikan pengajian dalam Tabligh Akbar Muktamar Aisyiyah ke-46 dengan tema Nir Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Salah Satu Kunci Peradaban Bangsa yang diselenggarakan di Graha Wana Bhakti Yasa, Yogyakarta, Sabtu (3/7). Tabligh Akbar ini dibuka oleh Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar.
Menurut Amien, ada dua macam tahlil yaitu dengan lisan atau mengucapkan lailahaillallah dan dengan anggota badan dengan mewujudkan menjadi amal sholeh yang konkret. Hal inilah yang membedakan organisasi Muhamammadiyah dan Aisyiyah dengan organisasi lain bahwa islam itu dua sisi dari satu mata uang yang sama yaitu iman dan amal sholeh.
”Maksud saya Muhammadiyah dan Aisyiyah harus meningkatkan bil lisan dan bil arkhan untuk mengatasi lima krisis yang dihadapi umat Islam. Meskipun tidak mungkin kita sendirian memikul lima krisis. Namun setidaknya kita memberi kontribusi sumbangan untuk menjawab tantangan lima krisis tersebut,”ungkap dia.
Lebih lanjut dia mengatakan saat ini yang dihadapi Muhammadiyah dan Aisyiyah tantangannya makin kompleks dan komplikasi, jauh berbeda dengan yang dihadapi kakek nenek satu abad yang lalu. Tetapi perintah Al-Qur’an bahwa menjadi khoiro umatin tidak pernah hilang dengan tantangan semakin menggunung. ”Namun kalau kita bisa menghadapi perubahan global jangan puas apalagi kalau mampu membuat antisipasi terhadap perubahan karena itu tidak sulit,”kata Amien.
Dikatakan Amien yang lebih menantang lagi adalah apabila kita tahu memanejemen perubahan. Apabila Muhammadiyah mempunyai impian menjadi lokomotif membangun peradaban utama maka harus ikut memegang kunci peradaban ini. ”Jadi, jangan sampai diantara Aisyiyah dan Muhammadiyah ada yang berpikir sudahlah di dunia jadi umat kalah dan terpinggirkan tak apa, tetapi masuk surga. Padahal kalau kita mendapat musibah dunia, jangan-jangan mendapat musibah akherat,”tutur dia.
Karena itulah Amien menegaskan Muhammadiyah dan Aisyiyah harus memegang kunci peradaban di dunia. Paling tidak kita bisa memegang kehidupan nasional di bidang keuangan, perbankan, perkebunan, kehutanan, pelayaran, pendidikan, pertanian, dan sebagainya. Dia memberi contoh bahwa pendiri Muhammadiyah Ki Dahlan dan Nyi Dahlan itu bukan manusia pemimpi, melainkan manusia yang beraksi berkarya nyata untuk mengubah kehidupan manusia ke kehidupan yang lebih bagus. .
Hal ketiga yang dianggap penting oleh Amien selain memenej perubahan dan memegang kunci peradaban adalah pentingnya kaderisasi buat masa depan dan gerakan Muhammadiyah dan Aisyiyah. Menurut dia, kaderisasi Muhammadiyah belum ideal tapi sudah lumayan, sedangkan kaderisasi Aisyiyah masih di bawah lumayan.
Untuk itu dia berharap agar kaderisasi Muhammadiyah dan Aisyiyah bisa lebih cepat dan merambah untuk penyegaran persyarikatan maka yang diperlukan pemimpin yang berusia 60-an dan 40-an dan syukur 30-an. ”’Jadi pemimpin dengan usia tua dan muda sangat diperlukan untuk menjadi satu agar pertumbuhan kaderisasi lebih cepat lagi,”kata Amien yang mengharapkan Chamamah masih tetap menjadi Ketua Umum PP Aisyiyah.
Baca sumber 1sumber 2
*Hadiri Tahlilan TK, Din Syamsudin Bicara Kematian
din syamsudin ceramah di acara tahlil tk
JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin menghadiri acara tahlilan yang dilangsungkan di kediaman almarhum Ketua Umum MPR RI Taufiq Kiemas, Senin (10/6/2013). Pada kesempatan ini, Din akan memberikan tausiah seputar kematian kepada setiap tamu yang hadir pada acara ini.
“Ini bukan tahlilan dalam Muhamadiyah, ini sekadar takziah. Saya hadir untuk memberikan ceramah mengenai makna kematian,” kata Din saat ditemui sebelum memberikan ceramah, Senin (10/6/2013). Sayangnya, para wartawan yang ingin turut mendengarkan isi ceramah itu harus mengurungkan niatnya lantaran tidak diperbolehkan masuk untuk meliput oleh pihak keamanan.
Din mengungkapkan, dirinya sengaja memilih tema itu karena banyak pelajaran yang dapat ditarik dari sebuah kematian. Menurutnya, kematian itu merupakan sebuah takdir yang pasti akan terjadi kepada setiap orang.
“Termasuk dari kematian tokoh bangsa ini (Taufiq Kiemas),” pungkasnya. (Sumber)
Kh. Said Aqil Siradj & KH. Din Syamsuddin dalam acara tahlil bersama di rumah Alm.Kyai
Sebelum anda menuduh Bid’ah tentang Tahlilan ada baiknya Anda membaca pengertian tentang bid’ah itu sendiri, Anjuran mengikuti Tradisi selama tidak bertentangan dengan Agama/haram, Dalil dalil Tahlilan di blog ini
========================================================================
Marilah kita bersama – sama merenungkan akan peringatan Allah & Nabi Muhammad Saw berikut ini:
  • “Wahai orang-orang yang beriman, apabila datang kepada kalian orang fasiq dengan membawa berita, maka periksalah dahulu dengan teliti, agar kalian tidak menuduh suatu kaum dengan kebodohan, lalu kalian menyesal akibat perbuatan yang telah kalian lakukan.” (QS. Al Hujurat : 6).
  • Imam Asy Syaukani rahimahullah berkata, “Yang dimaksud dengan tabayyun adalah memeriksa dengan teliti dan yang dimaksud dengan tatsabbut adalah berhati-hati dan tidak tergesa-gesa, melihat dengan keilmuan yang dalam terhadap sebuah peristiwa dan kabar yang datang, sampai menjadi jelas dan terang baginya.” (Fathul Qadir, 5:65).
  • “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah.” lalu berkata, “Yakni janganlah kalian asal berkata ini haram itu haram!” (An Nahl : 116)
  • Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang Mukmin laki-laki dan perempuan tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (Al-Ahzab: 58)
  • Sesungguhnya Allah telah mewajibkan beberapa kewajiban, maka jangan kamu sia-siakan dia; dan Allah telah memberikan beberapa larangan, maka jangan kamu langgar dia; dan Allah telah mengharamkan sesuatu, maka jangan kamu pertengkarkan dia; dan Allah telah mendiamkan beberapa hal sebagai tanda kasihnya kepada kamu, Dia tidak lupa, maka jangan kamu perbincangkan dia.” (HR Daraquthni) dihasankan oleh an-Nawawi
  • “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat [49]:13)
  • Rasulullah bersabda, “Siapa yang berkata tentang seorang mukmin dengan sesuatu yang tidak terjadi (tidak dia perbuat), maka Allah subhanahu wata’ala akan mengurungnya di dalam lumpur keringat ahli neraka, sehingga dia menarik diri dari ucapannya (melakukan sesuatu yang dapat membebaskannya).”(HR. Ahmad, Abu Dawud dan al-Hakim)
  • Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan sakwa-sangka, karena sebagian dari sakwa-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?. .. (QS Alhujurat : 12)
  • Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan & di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yg baik-baik & Kami lebihkan mereka dgn kelebihan yg sempurna atas kebanyakan makhluk yg telah Kami ciptakan.(Al Israa’ :70)
  • “Katakanlah (hai Muhammad) : Biarlah setiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing, karena Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih lurus (jalan yang ditempuhnya).” (Al-Isra’ : 84)
  • “….janganlah kamu merasa sudah bersih, Dia (Allah) lebih mengetahui siapa yang bertaqwa.” (An-Najm : 32)
  • Tidakkah Angkau perhatikan orang-orang yang menganggap bersih dirinya sendiri. ( Qs.An-nisa’ Ayat 49)
  • Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan bijaksana dan nasehat yang baik dan bantahlah ketreangan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Qs Anhal Ayat 125 )
  • “Barangsiapa yang berkata pada saudaranya ‘hai kafir’ kata-kata itu akan kembali pada salah satu diantara keduanya. Jika tidak (artinya yang dituduh tidak demikian) maka kata itu kembali pada yang mengucapkan (yang menuduh)”
  • “Siapa yang memanggil seorang dengan kalimat ‘Hai Kafir’, atau ‘musuh Allah’, padahal yang dikatakan itu tidak demikian, maka akan kembali pada dirinya sendiri”. (HR. Bukhori)
  • Hudzaifah berkata : “Rosul SAW bersabda : “Sesungguhnya sesuatu yg aku takutkan atas kalian adalah seorang laki-laki yg membaca Al-Qur’an , sehingga setelah ia kelihatan indah karena Al-Qur’an dan menjadi penolong agama islam, ia merubahnya pada apa yg telah menjadi kehendak Allah , ia melepaskan dirinya dari Al-Quran,Melemparnya kebelakang dan menyerang tetangganya dgn pedang dgn alasan Syirik.” , Aku bertanya : “Wahai Nabi Allah, siapakah diantara keduanya yg lebih berhak menyandang kesyirikan, yg dituduh syirik atau yg menuduh?” , Beliau menjawab : “Justru org yg menuduh syirik (yg lebih berhak menyandang kesyirikan)HR.Ibn Hibban dalam shahih-nya, (hadits no 81), Abu Nu’man dalam Ma’rifat al-shahabah, (hadits no 1747) dan Al-Thawawi dalam Musykil Al-Atsar,(hadits no 725),lihat Al-Albhani dalam silsilat Al-Ahadits al-Shahihah,(hadits no.3201)
  • Mengarahkan hadits & ayat yang sejatinya ditujukan kepada kaum musrikin pada umat muslim sangatlah salah & sesat & merupakan perbuatan kaum khowarij. Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Umar …. : ذهبوا إلى آيات نزلت في المشركين، فجعلوها في المسلمين“ Mereka kaum khawarij menjadikan ayat2 yg turun pada orang musyrik diarahkan pada umat muslim “.

Share this:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar